Seorang ayah melewati kamar tidur putranya. Ia terkejut melihat tempat tidurnya yang tertata rapi. Ia kemudian masuk dan melihat sebuah amplop yang diletakkan secara mencolok di atas bantal. Dengan firasat terburuk, dia membuka amplop itu dan membaca suratnya dengan tangan gemetar...
"Untuk ayahku. Dengan sangat menyesal, aku menuliskan surat ini. Aku harus kawin lari dengan pacar baruku, untuk menghindari keributan dengan ayah dan ibu.
Aku sangat mencintai Linda, dan dia sangat baik. Tetapi saya tahu ayah tidak akan menyetujuinya karena tindikan, tato, cara berpakaiannya, serta karena dia jauh lebih tua dari saya.
Dia juga sedang hamil, ayah. Kami akan sangat bahagia. Dia memiliki sebuah rumah yang cukup untuk kami berdua, meskipun lokasinya terpencil. Kami berbagi mimpi untuk memiliki beberapa anak.
Linda telah membuka mataku pada fakta bahwa minuman keras sangat nikmat. Sesekali mengkonsumsi kokain dan ekstasi membuat kami sangat bahagia.
Sementara itu, bantu doakan agar obat untuk AIDS dapat segera ditemukan. Sehingga Linda dapat sembuh dan hidup secara normal.
Jangan khawatir, ayah. Aku sudah 15 tahun, dan aku tahu bagaimana menjaga diri sendiri. Suatu hari nanti, kami akan berkunjung, sehingga ayah bisa melihat cucu-cucu ayah."
Salam sayang, anakmu, Yohanes.
P.S. Ayah, semua di atas tidak benar. Aku sedang berada di rumah Jason. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa ada hal yang lebih buruk daripada rapor sekolah yang ada di atas meja makan. Telponlah jika sudah aman bagiku untuk pulang.